Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 21 April 2012


10:31 Auditing 2


HUTANG LANCAR
Hutang lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi di dalam periode jangka pendek (1 tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang di kelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.
Tujuan Pengujian Substantif terhadap Hutang usaha
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan hutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo hutang usaha yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca


Hutang usaha biasanya timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik. Hutang usaha dapat digolongkan menjadi 2 yaitu hutang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (account payable) dan hutang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesaanggupan untuk membayar kewajiban (notes payable).

Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Audit atas hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan karena jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.

Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian maupun transaksi pengeluaran kas. Jadi risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis dan factor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Perancangan Pengujian Substantif
1. Prosedur awal
Pengujian audit dimilai dengan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantive atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terhutang pada tanggal neraca.
2. Prosedur analitis
Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu penurunan yang abnormal atas rasio perputaran hutang usaha atau kenaikan yang tidak diharapkan atas rasio lancer dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
3. Pengujian rincian transaksi
a. Menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung. Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien seperti voucher, faktur penjualan, laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas seperti buku pengeluaran cek atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga.
b. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian. Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaki pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal-tanggal laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara 5-10 hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dalam memeriksa dokumentasi harus diberikan pertimbangan khusus atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.
c. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung dan review atas dokumentasi internal. Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca.
d. Melakukan pencarian hutang yang belum tercatat. Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiaban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca.
4. Pengujian rincian saldo.
a. Konfirmasi hutang usaha. Prosedur ini bersifat opsional karena konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.
b. Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok. Para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bias dijumpai dalam file klien. Jumlah yang terhutang pada pemasok menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dalan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu.
5. Pembandingan penyajian laporan dengan GAAP. Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban lancer. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa depan maka jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian serta kewajiban kontinjen.

HUTANG JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transasksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari setahun ditinjau dari tanggal neraca. Contohnya utang jangka panjang dari bank (berupa kredit investasi), utang obligasi, utang kepada induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang pension, dan utang wesel jangka panjang.

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan kegiatannya dengan menarik utang jangka panjang :

1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga alternatif yang masih menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang guna melunasi utang jangka pendeknya tersebut.

2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar.

3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan sebagai biaya dalam laporan laba rugi, sehingga tidak dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan.

4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara menyewa (lease) daripada membeli.


Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Panjang

Tujuan pengujian substantif terhadap utang jangka panjang adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

2. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian utang jangka panjang dicantumkan dineraca.

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :

a. Pengujian analitik

b. Pemeriksaan bukiti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

c. Review terhadap otorisasi dan kontrak penarikan utang jangka panjang

d. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

3. Membuktikan asersi kelengkapan utang jangka panjang yang dicantumkan dineraca.

Auditor melakaukan berbagai pengujian substantif berikut :

a. Pengujian aanalitik

b. Pemeriksaan bukti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

c. Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

d. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

4. Membuktikan asersi klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca

Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:

a. Pemeriksaan bukti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

b. Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

c. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

5. Membuktikan asersi penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan dineraca.

Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
Prosedur audit awal
Pengujian analitik
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi ysng berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga
Review terhadap perjanjian utang jangka panajang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya
Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee
Penghitungan kembali biaya bunga

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang dineraca
Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya
Pemeriksaan terhadap klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo didalam neraca
Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

Program Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Panjang

Prosedur Audit Awal

Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut.

a. Usut saldo utang jangka panjang yang tercantum didalam neraca ke saldo akun

b. Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang didalam buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun jangka panjang

d. Usut saldo awal akun utang janbgka panjang kekertas kerja tahun yang lalu.

e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang kedalam jurnal yang bersangkutan.

Pengujian Analitik

Lakukan prosedur analitik :

a. Hitung ratio berikut ini :

- Utang dengan total aktiva

- Utang dengan modal

- Times interest earned

- Biaya bunga dengan utang

b. lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

a. Usut penerimaan uang dari penarikan utang jangka panjang

b. Mintalah konfirmasi mengenai utang jangka panjang dari bank dan trust company.

c. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga

d. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman

e. Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang

f. Periksa polis asuransi aktiva yang dipinjamkan dalam penarikan utang jangka panjang

g. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan-batasan yang dikenakan oleh kreditur

h. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond

i. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto, dan utang bunga obligasi

Pengujian Terhadap Akun Rinci

a. Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang

b. Minta dan pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan kredit jangka panjang.

c. Periksalah kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan prinsip akuntansi berterima umum

d. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi.


Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

a. Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo didalam neraca

b. Mintalah perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang tedapat didalamnya

c. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

Audit Terhadap Siklus Pengeluaran: Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah sebagai berikut:
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit yang pertama kalinya:
Jika laporan keuangan klien belum pernah diaudit oleh auditor independen lain, dan audit yang sekarang ini merupakan audit yang pertama kalinya, auditor mempunyai kewajiban untuk memverifikasi saldo awal aktiva tetap, untuk memperoleh keyakinan mengenai kewajaran saldo tersebut. Verifikasi tersebut dilakukan oleh auditor meliputi periode sejak saat aktiva tersebut diperoleh sampai dengan awal tahun yang diaudit. Jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain, kewajiban memverifikasi saldo awal aktiva tetap bagi auditor yang yang baru menjadi lebih ringan. Jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa pengecualian dari auditor independen sebelumnya, auditor yang baru dapat langsung menggunakan saldo awal aktiva tetap sebagai saldo awal yang wajar.

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca:
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah:
Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tetap tersebut.
Seperti dalam audit terhadap aktiva pada umumnya, pengujian substantif ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya ada pada tanggal neraca tersebut.
Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca mencakup semua aktiva tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap harus disajikan di neraca pada nilai buku (book value) pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar kos aktiva tetap dikurangi dengan depresiasi akumulasian sampai dengantanggal neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur aktiva tetap telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Prosedur audit diklasifikasikan menjadi empat golongan yaitu:
Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukugnya.
Berbagai rasio yang ada jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.
Pemeriksaan dokumen yang mendukung tambahan aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang:
Untuk menilai kewajaran kos aktiva tetap, auditor harus memeriksa dokumen sumber dan dokumen pendukung pemerolehan. Dalam memverifikasi pemerolehan aktiva tetap auditor memeriksa otorisasi penambahan aktiva tetap dalam notulen rapat direksi dan dewan komisaris, anggaran modal, dan bukti kas keluar.
Informasi mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh dari notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat oleh klien.
Aktiva tetap yang berada di tangan klien pada tanggal neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya, karena di antara aktiva tersebut kemungkinan diperoleh klien dengan menyewa dari perusahaan lain. Adakalanya pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat sebagai bukti kepemilikan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, dan kendaraan bermotor.
Untuk memverifikasi hak kepemilikan atas aktiva tetap yang dicantumkan di dalam neraca, auditor pertama kali harus memeriksa dokumen yang mendukung transaksi timbulnya aktiva tetap seperti bukti kas keluar, surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, laporan penerimaan barang, faktur dari pemasok, bukti pembayaran pajak, dan bukti pengeluaran kas lain untuk menjadikan aktiva tetap siap untuk dipakai.
Untuk memverifikasi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap, auditor menganalisis akun Biaya Sewa. Dari analisis akun ini, auditor dapat memperoleh informasi mengenai aktiva tetap yang digunakan oleh klien yang bukan merupakan milik klien.
Pengendalian intern yang baik mengharuskan klien mengasuransikan aktiva tetapnya dari kemungkinan kerugian akibat kebakaran atau bencana yang lain.
Jika klien menarik kredit dari bank dengan jaminan aktiva  tetap, informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan utang dapat diperoleh auditor dari jawaban konfirmasi bank.
Jika klien menggunakan aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi leasing, auditor perlu mempelajari pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian leasing tersebut untuk menentukan apakah aktiva tersebut harus diakui sebagai aktiva tetap klien atau hanya sebagai sewa biasa saja.
Penilaian terhadap aktiva tetap yang didepresiasi atau dideplesi mengharuskan auditor melakukan penghitungan kembali biaya depresiasi atau biaya deplesi aktiva tetap dengan menggunakan metode depresiasi atau deplesi yang dipakai oleh klien berdasarkan kos aktiva yang telah mengalami penambahan karena transaksi pemerolehan dan pengeluaran modal serta pengurangan karena transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
Akuntansi aktiva tetap yang baik mensyaratkan agar semua aktiva tetap diberi nomor identifikasi sehingga memudahkan rekonsiliasi periodik antara fisik aktiva tetap dengan catatan akuntansinya.
Penghentian pemakaian aktiva tetap dicatat dengan mendebit akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap, mengkredit akun aktiva tetap yang bersangkutan, dan mendebit akun Rugi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap atau mengkredit akun Laba Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap.
Aktiva tetap harus disajikan di dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar pada kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasian atau deplesi.
Menurut prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca, klien berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode depresiasi atau deplesi yang dipakainya.














tersebut? Yang hrs dilakukan auditor :a) Mencari informasi menenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnyamaterial di dlm tahun yg diaudit utk menentukan apakah aktiva tetap yg lama telahditukarkan dan telah diganti dgn aktiva tetap yang baru.b) Lakukan analisis thd akun pendapatan diluar usaha utk menemukan adanyapenerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.c) Jika dalam tahun yg diaudit tdpt penghentian produksi produk tertentu,selidikilahperlakuan thd aktiva tetap yg semula digunakan utk memproduksi produk tsb.d) Periksa perintah kerja atau dokumen lain yg, menunjukkan adanya otorisasipenghentian pemakaian aktiva tetap.e) Selidikilah adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi utk menentukankemungkinan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap.3. Periksa ketepatan pisah batas transaksi aktiva tetap? Yang hrs dilakukan auditor utk membuktikan apakah klien menggunakan pisahbatas yg konsisten :a) Memeriksa bukti kas keluar dan dokumen laporan penerimaan barang yg dibuatdan dicatat oleh klien dlm periode sebelum dan sesudah tanggal neraca.b) Dengan membandingkan tanggal bukti kas keluar, tanggal laporan penerimaanbarang dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan didlm register bukti kaskeluar, auditor dpt membuktikan apakah transaksi bertambahnya aktiva tetap ygterjadi dlm periode sebelum dan sesudah tgl neraca, telah dicatat dlm periodeakuntansi.4. Lakukan review thd akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetapPengujian thd saldo akun rinci :1. Lakukan inspeksi thd tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit (biasanyadiperoleh dari notulen rapat dewan direksi dan komisaris dan anggaran modal ygdibuat oleh klien2. Periksa dokumen kontrak dan dokumen hak kepemilikan klien atas aktiva tetap? Hal ini dilakukan krn kemungkinan klien menyewa aktiva tetap perusahaan lain? Yang hrs dilakukan auditor :a) Memeriksa dokumen yg mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaianaktiva tetapb) Memeriksa dokumen yg mendukung transaksi pembayaran sewac) Memeriksa polis asuransi aktiva tetapd) Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dlm penarikan utange) Melakukan inspeksi thd perjanjian persewaan3. Periksa dokumen yg mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian aktivatetap4. Periksa dokumen yg bersangkutan dengan biaya sewa5. lakukan inspeksi thdp polis asuransi aktiva tetap6. mintalah informasi mengenai aktiva tetap yg dijadikan jaminan dlm penarikanutang7. lakukan inspeksi thd perjanjian leasing8. lakukan review thd perhitungan depresiasi dan deplesi aktiva tetap9. lakukan rekonsiliasi aktiva tetap ttn ke dlm buku pembantu aktiva tetap10. hitung kembali jumlah rupiah yg dicatat didlm akun-akun yg terkait dlm transaksipenghentian pemakaian aktiva tetapVerifikasi penyajian dan pengungkapan :1. Periksa klasifikasi aktiva tetap didlm neraca? Auditor melakukan pemeriksaan klasifikasi aktiva tetap didlm neraca berdasarkanprinsip akuntansi berteima uum dlm penyajian aktiva tetap dineraca.2. periksa pengungkapan yg bersangkutan dgn aktiva tetap? klien wajib mencantumkan pengungkapan yg memadai mengenai metodedepresiasi atau deplesi yang dipakainya, aktiva tetap yg dijaminkan atau digadaikan

dlm penarikan utang, dan aktiva tetap yg tlh habis didepresiasi namun masihdigunakan dlm kegiatan perusahaan.JAWABAN SOAL UTS 2006/20071. Tentang transaksi penjualan kredita. Fungsi dari faktur penjualan adalah sebagai dokumen yang dipakai sebgai dasaruntuk mencatat timbulnya piutang.b. Dokumen pendukung yang dijadikan lampiran faktur penjualan agar mjd dokumenyg handal :1. surat order pengiriman, yang terdiri dari berbagai tembusan, yaitu :- Surat Order Pengiriman : sbg lembar pertama utk memberikan otorisasi kepadafungsi pengiriman utk mengirimkan jenis barang dgn jml dan spesifikasi seperti ygtertera diatas dok tsb.- Tembusan Kredit : utk memperoleh status kredit customer dan utk mendapatkanotorisasi penjualan kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit.- Surat pengakuan : dikirim ke customer utk memberitahu bahwa ordernya telahditerima dan dlm proses pengiriman- Surat muat : sbg bukti penyerahan barang dari perusahaan kpd perusahaanangkutan umum- Slip pembungkus : ditempel pd pembungkus brg utk memudahkan fungsipenerimaan customer mengidentifikasi barang-barang yg diterima.- Tembusan Gudang : dikirim ke fungsi gudang utk menyiapkan jenis barang dgnjumlah spt yg tercantum didlmnya, agar menyerahkan brg tsb ke f.ungsi pengiriman,dan utk mencatat barang yg dijual dlm kartu gudang.2. Surat muatc. Yang hrs dilakukan auditor dlm pengujian pengendalian thd transaksi penjualankredit jika tdpt salah saji potensial bahwa penjualan dilakukan kpd customer yg tdksemestinya :6. melakukan pengamatan terhadap prosedur, pelaksanaan kembali prosedur (utkmengetahui apakah customer berada dlm daftar customer yg telah disetujui)7. memeriksa surat order penjualan (untuk mengetahui penggunaan surat orderpenjualan yang diotorisasi utk setiap penjualan)2. Tentang transaksi pembeliana. Hubungan antar fungsi yang terkait pada transaksi pembelianBagan ada di buku hal 121 : keterangan1. F Gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian2. F pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok3. F pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukanpemilihan pemasok4. F pembelian membuat order pembelian kepada pemasok pilihan5. F penerimaan memeriksa dan menerima barang yg dikirim oleh pemasok6. F penerimaan menyerahkan brg yg diterima kepd F Gudang utk disimpan7. F penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi8. F akuntansi menerima faktur dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasoktersebut , f akuntansi memcatat kewajiban yg timbul dari transaksi pembelian.b. Auditor harus memahami hubungan antar fungsi yang terkait tsb, karena :Dengan memahami hubungan antar fungsi tersebut maka seorang auditor dapatmenentukan kemungkinan terjadinya salah saji potensial dalam setiap tahappelaksanaan transaksi, menentukan aktivitas pengendalian yg diperlukan utkmendeteksi dan mencegah salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksipembelian, auditor dapat menentukan prosedur audit utk mendeteksi efektivitas danaktivitas pengendalian, serta dapat menyusun program audit utk pengujianpengendalian thd transaksi pembelian.c. Perseiaan barang dapat diajukan pada bagian :Persediaan barang daoat diajukan oleh fungsi gudang ke fungsi pembelian

3. Tentang Utang Daganga. dlm audit utang dagang asersi yg paling penting bagi seorang auditor dlmmengaudit utang dagang adalah asersi kelengkapan utang usaha yang dicantumkandineraca karena tujuan utama pengujian substantif utang usaha adalah untukmembuktikan bahwa saldo akun utang usaha yang dicantumkan dalam neracamencerminkan saldo akun utang usaha yg sesungguhnya pada tanggal neracatersebut.b. Setujukah anda bahwa tanggung jawab auditor utk mengkonfirmasi utang dagangsama dgn tanggung jawab auditor mengkonfirmasi Piutang Dagang ?4. Tentang aktiva tetapa. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dan aktiva lancar :4. Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar didlm neraca, transaksiperubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jumlah rupiah ygbesar.5. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mepunyaipengaruh kecil terhadap perhitungan rugi laba, sedangkan kesalahan pisah batastransaksi yg bersangkutan dgn aktiva lancar berpengaruh langsung thd pergitunganrugi laba thn yang diaudit.6. aktiva tetap disajikan dineraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasiakumulasian, sdngkan aktiva lancar disajikan dineraca pada nilai bersih yg dptdirealisasikan pd tanggal neraca.Yang membedakan pengujian substantif aktiva tetap dan aktiva lainnya :4. Frekuensi transaksi yg menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka jumlah waktuyg dikonsumsi utk pengujian substantif thd aktiva tetap relatif lebih sedikit dibandingdgn waktu pengujian aktiva lancar.5. Ketepatan pisah batas transaksi yg bersangkutan dgn aktiva tetap sedikitpengaruhnya thd perhitungan rugi-laba.pada aktiva lancar auditor memusatkanperhatiannya terhadap ketepatan pisah batas transaksi yg bersangkutan dgn aktivalancar, karena kesalahan atau ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi ygbersangkutan dgn aktv lancar berdampak langsung thd perhitunagn rugi laba th ygdiaudit.6. Pengujuan sub thd akt tetap dititikberatkan pd verifikasi mutasi aktv tetap ygterjadi dlm th yg diaudit.verifikasi saldo aktiva tetap pd tgl neraca tdk diperhatikan,krn akt tetap disajikan pd kosnya. Peng sb pd akt lancar dititikberatkan pd saldoaktiva lancar tsb pd tgl neraca, krn akt lancar hrs disajikan dineraca sebesar nilaibersih yg dpt direalisasikan pd tgl tsb.b. Pendapat bahwa cut off thd transaksi yg bersangkutan dgn aktiva tetap bknmerupakan fokus pengujian substantif aktv tetap.Jawab : karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktivatetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan rugi laba.c. Perbedaan suditor awal dgn auditor ulangan/lama dlm audit peng sub aktivatetap :Pada auditor awal/pertama :- Auditor hrs mempunyai cattan aktiva tetap yg rinci dan dokumen yg mendukungtransaksi pemerolehan dan mutasu aktiva tetap.- auditor harus memverifikasi saldo awal aktiva tetap utk memperoleh keyakinanmengenai kewajaran saldo tersebut sejak saat aktv tetap diperoleh sampai denganawal thun yg diaudit.- Semua bukti yg mendukung transaksi mutasi aktiva tetap hrs diverifikasi olehauditor.Pada auditor lama :- kewajiban memverifikasi saldo awal aktiva tetap lebih ringan- jika pada lap keuangan klien diberi pendapat wajar maka auditor baru dapatlangsung menggunakan saldo awal aktiva tetap sebagai saldo awal yang wajar

11:26 Auditing 2

Pemahaman terhadap pengendalian intern

Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam rangka pengujian substansi.

Aspek lingkungan pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran

Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada manajemen.

Sistem akuntansi secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran

Pemahaman terhadap system akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir system akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.

Prosedur Pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran

Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :

1. Adanya otorisasi yang memadai
2. Adanya pemisahan tugas
3. Adanya dokumen dan catatan akuntansi
4. Adanya akses kea rah pengendalian
5. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent

Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.

Pengendalian Intern terhadap siklus pengeluaran

1. Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus pengeluaran

* Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank
* Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
* Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
* Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain

2. Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi

1. Fungsi yang memerlukan

pengeluaran kas

1. Fungsi pencatatan utang
2. Fungsi keuangan
3. Fungsi akuntansi biaya
4. Fungsi akuntansi umum
5. Fungsi audit intern
6. Fungsi penerimaan kas

Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain

Bagian utang

Bagian kasa

Bagian akuntansi biaya

Bagian akuntansi umum

Bagian audit intern

Bagian kasa

Keterangan :

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan

2. Fungsi pencatatan utama

Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

3. Fungsi keuangan.

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

4. Fungsi akuntansi biaya

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.

5. Fungsi akuntansi umum

Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.

6. Fungsi audit intern

Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara periodik

Risiko yang terdapat struktur pengendalian intern siklus pengeluaran.

Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini:

a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.

* Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen pendukung.
* Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran diberi cap.
* Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
* Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.

b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.

* Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
* Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.
* Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.

MySpace Layouts

Myspace Layouts at Pimp-My-Profile.com / Moon knight

Welcome.e.e. to my blog © 2008 Template by:
SkinCorner